Rudy Hartono Kurniawan, The Greatest Legendary In Badminton History
Rudy Hartono Kurniawan atau publik mengenalnya sebagai Rudy Hartono barangkali memang tidak pernah memenangkan medali emas bulutangkis di event paling akbar Olimpiade seperti halnya Lin Dan dari China atau Taufik Hidayat namun tidak seorangpun yang menyangsikan kehebatan prestasinya, Rudy Hartono mencatatkan record 8 kali menjuarai sektor tunggal putra pada kejuaraan bergengsi All England, beliau juga berhasil membawa Tim Indonesia menjuarai Piala Thomas pada tahun 1970, 1973, 1976 dan 1979 sehingga tidak berlebihan jika nama besar Rudy Hartono disebut-sebut sebagai salah seorang Pahlawan Olahraga Asia dan Legenda Bulutangkis Dunia yang sesungguhnya.
Seperti kita ketahui cabang bulutangkis sendiri baru dipertandingkan di event Olimpiade Barcelona pada tahun 1992 dimana pada penyelenggaraan tersebut Indonesia berjaya dengan mengawinkan medali emas di sektor tunggal putra dan tunggal putri melalui pasangan emas olimpiade Susi Susanti dan Alan Budikusuma, dan tradisi emas tersebut berlanjut dari Olimpiade ke Olimpiade berikutnya : Ricky Subagja/Rexy Mainaky (Olimpiade Atlanta 1996), Toni Gunawan/Chandra Wijaya (Olimpiade Sidney 2000), Taufik Hidayat (Olimpiade Athena 2004), Markis Kido/Hendra Setiawan (Olimpiade Beijing 2008), Tontowi Ahmad/Lilyana Natsir (Olimpiade Rio De Jeneiro 2016).
Jauh sebelum bulutangkis diperjuangkan oleh BWF agar dapat diterima oleh IOC sebagai salah satu cabang yang dipertandingkan di Olimpiade, All England merupakan turnamen yang terbesar dan paling prestisius apalagi kejuaraan tersebut diselenggarakan di inggris yang konon merupakan negara bersejarah tempat badminton lahir dan bermula. Pada gelaran All England itulah pebulangkis eropa cukup berjaya dan mampu menunjukkan kelas dan dominasinya. Namun dominasi bulutangkis eropa tidak berlangsung lama menyusul kebangkitan bulutangkis asia di kancah dunia yang ditandai dengan lahirnya seorang master penuh talenta dari Indonesia yang bernama Rudy Hartono. Sang Maestro sukses menundukkan andalan eropa yang jauh lebih diunggulkan sebelumnya, menjadi jawara dan mengulanginya selama 8 kali adalah sebuah prestasi dan pencapaian yang epik dan sempurna. Ditambah kegigihannya berjuang bersama tim merah putih merebut dan memenangkan 4 kali Piala Thomas yang merupakan lambang supremasi bulutangkis dunia maka Sang Maestro sangatlah pantas dinobatkan sebagai Pahlawan Bulutangkis Asia dan salah seorang legenda bulutangkis dunia yang terbesar sepanjang sejarah.