Sri Sultan Hamengkubuwono IX, Tokoh dibalik Gagasan Besar Menyatukan Gerakan Kepanduan di Indonesia dengan nama Pramuka

hamengkubuwono-ix-bapak-pramuka-indonesia
hamengkubuwono-ix-bapak-pramuka-indonesia


Sri Sultan Hamengkubuwono IX merupakan Tokoh Penting dibalik Sejarah dan Gagasan Besar Menyatukan Gerakan Kepanduan di Indonesia dengan nama Pramuka, kebetulan pada hari ini tanggal 14 Agustus Gerakan Pramuka sedang berhari jadi, tepat 60 tahun yang lalu gerakan kepanduan nasional ini didirikan.

Kepanduan di Tanah Air sebelum Pramuka secara resmi didirikan.

Sejarah mencatat bahwa pada tahun 1908 seorang bernama Robert Stephenson Smyth Baden Powell mendirikan Boy Scout di London, 2 tahun kemudian pada 1910 terbentuk Girl Scouts dan  keduanya merupakan cikal bakal gerakan pandu atau kepanduan yang kemudian secara cepat menyebar ke seluruh dunia dan nama Sir Robert Baden Powell yang lahir di britania raya pada 22 Februari 1857 dinobatkan sebagai bapak pandu dunia dan mendapat gelar kehormatan Lord sehingga kadang banyak yang menuliskan namanya sebagai Lord Baden Powell.

Di Indonesia sejak sebelum jaman kemerdekaan Gerakan Kepanduan telah tumbuh dan berkembang dengan marak, pada awalnya para pemuda belanda membentuk Nederlandesche Padvinders Organisatie (NPO) pada 1912 sebagai pandu cabang belanda yang kemudian berubah nama menjadi Nederlands Indische Padvinders Vereniging (NIVP) pada 1916.
Organisasi Kepanduan pertama kaum bumiputera didirikan oleh Kanjeng Mangkunegara VII dengan nama Javaansche Padvinder Organisatie (JPO). 

Semangat kepanduan JPO menginspirasi lahirnya gerakan-gerakan kepanduan yang lain sehingga kemudian berdirilah Pandu Hizbul Wahton (HW) oleh ormas Muhammadiyah pada 1918, JJP (Jong Java Padvinderij) pada 1923, Nationale Padvinders (NP), Nationaal Indonesische Padvinderij (NATIPIJ), Pandoe Pemoeda Sumatra (PPS) dst. 
Meskipun banyak elemen yang mendirikan organisasi kepanduan namun pada saat itu sudah terdapat upaya untuk menyatukan organisasi kepanduan yang ada melalui pembentukan INPO (Indonesische Padvinderij Organisatie) pada 1926, INPO merupakan peleburan dua organisasi kepanduan yang ada yaitu Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).

Perkembangan kepanduan yang mengobarkan jiwa dan semangat nasionalisme bagi belanda dipandang sangat mengkhawatirkan sehingga kemudian pemerintah belanda secara resmi mengeluarkan larangan bagi organisasi kepramukaan di luar milik Belanda menggunakan istilah Padvinder. 
K.H Agus Salim adalah salah satu tokoh yang berjasa memperkenalkan istilah “Pandu” atau “Kepanduan” untuk organisasi Kepramukaan milik Indonesia. 
Pada 23 Mei 1928 berdirilah organisasi PAPI (Persaudaraan Antar Pandu Indonesia) yang anggotanya terdiri dari INPO, SIAP, NATIPIJ, PPS. PAPI merupakan embrio bagi terbentuknya kepanduan pertama yang bersifat nasional yaitu Pandu Rakyat Indonesia pada 28 Desember 1945. Dalam perjalanannya PAPI kemudian bertransformasi menjadi PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia).
hamengkubuwono-ix-tokoh-pendiri-gerakan-pramuka
hamengkubuwono-ix-aktor-intelektual-gerakan-pramuka

Hamengkubuwono IX dan Lahirnya Pramuka.

Pada 1960 pemerintah dan MPRS mendorong upaya untuk merevitalisasi organisasi kepanduan yang ada di Indonesia, pada tanggal 9 Maret 1961 diadakanlah pertemuan dengan beberapa tokoh dari dari gerakan kepanduan indonesia, presiden soekarno dalam arahannya pada waktu itu menekankan agar organisasi kepanduan yang ada harus diperbaharui aktivitasnya serta dilebur menjadi satu organisasi. Kemudian dibentuklah sebuah panitia khusus yang tediri dari Sultan Hamengkubuwono XI, Prof. Prijono. Dr. A. Aziz Saleh serta Achmadi. Peristiwa tersebut kemudian dikenal sebagai Hari Tunas Gerakan Pramuka.

Sri Sultan Hamengkubuwono IX bukanlah orang asing dalam dunia kepanduan, Keterlibatannya dalam gerakan kepanduan sudah dimulai sejak ia masih kanak-kanak. Pada tahun 1921 di Yogyakarta, Sri Sultan tercatat sebagai anggota welp (siaga), jenjang kepramukaan terendah (6-11 tahun).
Pada saat masih aktif menjabat sebagai Wakil Presiden dan Gubernur HB IX banyak mencurahkan tenaga dan pikirannya bagi perkembangan kepanduan yang lebih baik sehingga tidaklah berlebihan jika pada awal tahun 1960 Hamengkubuwono IX diangkat menjadi Pandu Agung atau pemimpin kepanduan.

Pada saat panitia sedang menggodok nama yang tepat untuk mewadahi kepanduan nasional, Sri Sultan Hamengkubuwono IX mengutarakan beberapa referensi termasuk salah satu diantaranya terinspirasi dari kata Poromuko yang berarti pasukan terdepan dalam perang. Menurut HB IX kata Poromuko bisa diejawantahkan menjadi Praja Muda Karana dengan arti “Jiwa Muda yang Gemar Berkarya” yang kemudian ditetapkan menjadi Pramuka.
selamat hari pramuka 14 Agustus
Selamat Hari Pramuka Nasional, Praja Muda Karana

Demikianlah sekilas catatan singkat mengenai kepanduan nasional, peran sri sultan hamengkubuwono IX serta sejarah yang melatarbelakangi lahirnya Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961.

Berikut ini beberapa Kutipan yang mencerahkan dari Bapak Pramuka Indonesia :

"Kadang-kadang orang mengira mereka menderita karena sedang menanggung aib bangsa, padahal hanya menanggung kesalahan sendiri." (Sri Sultan Hamengkubuwono IX)

"Kemurnian di dalam hati menghasilkan kekuatan dalam kehidupan." (Sri Sultan Hamengkubuwono IX)

"Seorang pemimpin belum dikatakan memimpin sampai dia meletakkan pelayanan dalam kepemimpinannya." (Sri Sultan Hamengkubuwono IX)


Semoga Bermanfaat, Salam Pramuka !!


(Catatan Oleh Badrut Tamam Gaffas @GoviralZone/History)


Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url