Mengenal Perjuangan Gigih Pangeran Diponegoro Dalam Perang Jawa Melalui Buku Sang Pangeran dan Janissary Terakhir

Lukisan Heroik Sang Pangeran Diponegoro


Sang Pangeran dan Janissary Terakhir adalah novel fiksi sejarah karya Salim A. Fillah yang mengangkat kisah epik Pangeran Diponegoro, putra Sultan Hamengkubuwono III, dalam Perang Jawa melawan Belanda pada 1825-1830. Buku ini merupakan bagian pertama dari tetralogi “Sang Pangeran” yang bertujuan mengupas perjuangan dan dakwah dalam sejarah Nusantara.

Jika Anda tertarik dengan sejarah perjuangan Pangeran Diponegoro melawan penjajahan Belanda, Novel Sang Pangeran dan Janissary Terakhir karya Salim A. Fillah adalah bacaan yang wajib masuk daftar Anda. Novel fiksi sejarah ini mengangkat kisah heroik Pangeran Diponegoro dalam Perang Jawa (1825-1830), salah satu perlawanan terbesar terhadap kolonialisme Belanda di Nusantara. Dengan sentuhan narasi yang kaya dan riset mendalam, buku ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan wawasan baru tentang perjuangan Islam di tanah Jawa.
Sang Pangeran dan Janissary Terakhir bukan sekadar novel sejarah biasa. Salim A. Fillah berhasil memadukan fakta sejarah dengan elemen fiksi yang memikat, seperti kehadiran dua Janissary—pasukan elit Turki Utsmani—yang turut mendampingi Pangeran Diponegoro. Buku ini mengisahkan perjalanan spiritual, kepemimpinan, dan keteguhan hati sang pangeran dalam menghadapi Belanda, sekaligus menyoroti hubungan historis antara Nusantara dan dunia Islam.
Dengan tebal 632 halaman, novel ini mengajak pembaca menyelami latar Keraton Yogyakarta, strategi perang gerilya di Gua Selarong, hingga intrik politik yang mengakhiri perjuangan sang pangeran. Ditulis dengan bahasa yang puitis namun mudah dipahami, buku ini cocok untuk Anda yang ingin belajar sejarah sambil menikmati alur cerita yang mendebarkan.
Novel ini dimulai dengan gambaran dramatis Puri Tegalrejo yang terbakar, tempat Pangeran Diponegoro bersiap meninggalkan kediamannya bersama dua Janissary terakhir, Nurkandam Pasha dan Basah Katib, serta pengikut setianya. Cerita kemudian berpindah ke masa lalu, menelusuri latar belakang Janissary dari Istanbul dan hubungan mereka dengan perjuangan di Nusantara. Dengan alur maju-mundur, pembaca diajak menyusuri kehidupan sang pangeran—dari masa kecilnya bersama Ratu Ageng, strategi perang gerilya, hingga pengkhianatan yang mengantarkannya ke pengasingan di Magelang.
Selain fokus pada Pangeran Diponegoro, novel ini juga menghadirkan kisah fiksi tentang Janissary, pasukan elit Turki Utsmani yang dikirim sebagai bentuk “hutang budi” atas peran Nusantara dalam sejarah perdagangan rempah. Ada pula sentuhan romansa halus antara dua Janissary dan Putri Fatmasari, yang menambah warna pada narasi.
Bagi pecinta sejarah, novel ini adalah harta karun yang mengupas Perang Jawa secara mendalam. Untuk pembaca fiksi, alur maju-mundur dan karakter yang kuat membuatnya tak pernah membosankan. Jika Anda mencari buku yang menginspirasi sekaligus mendidik, Sang Pangeran dan Janissary Terakhir adalah pilihan tepat.
Judul: Sang Pangeran dan Janissary Terakhir
Penulis: Salim A. Fillah
Penerbit: Pro-U Media
Tahun Terbit: 2019
Tebal: 632 halaman
ISBN: 978-623-7490-06-7
Sang Pangeran dan Janissary Terakhir adalah perpaduan apik antara sejarah, fiksi, dan nilai spiritual yang patut diapresiasi. Buku ini tidak hanya mengenalkan kembali sosok Pangeran Diponegoro sebagai pahlawan nasional, tetapi juga menawarkan perspektif baru tentang perjuangan Islam di Nusantara. Direkomendasikan untuk pecinta sejarah, fiksi, atau siapa saja yang ingin terinspirasi oleh keteguhan seorang pejuang.
(Resensi Oleh QFM untuk Goviralzone)
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url